I. Resensi
roman salah asuhan
- Data buku
1.
Judul
: SALAH ASUHAN
2.
Pengarang.
: Abdoel Moeis
.
3.
Penerbit.
: PT Balai Pustaka (Persero
4. tahun buku
: 2009
5. Jumlah Halaman. : 273 Halaman.
6. Tebal
Buku.
: 1,3 Cm.
7. Harga buku
: Rp
35.000,-
8. Berat
Buku
: 0.35
9. Jenis
Cover :
Soft Cover
10 Dimensi (LxP) : 15 x 21
cm
·
Sinopsis Novel Salah Asuhan
Hanafi, laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan
berpandangan kebarat-baratan. Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya
sendiri. Dari kecil Hanafi berteman dengan Corrie du Bussee, gadis Indo-Belanda
yang amat cantik parasnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling
mencintai. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbadaan bangsa.
Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi
oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan
Minangkabau dan pergi ke Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk
menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya.
Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah
sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada
tradisi dan adatnya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu
untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi.
Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi dengan
bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Hanafi
tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu,
mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak
temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia
seorang anak laki-laki yaitu Syafei.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi
agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana,
Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia
menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun
Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi.
Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie
dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit
hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal
dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas
kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui
ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada
artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk
mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia
·
Keunggulan dan Kelemahan.
1.
Keunggulan Novel “Salah Asuhan”.
- Novel ini menceritakan peraturan adat istiadat yang membuat kita sadar akan pentingnya hal tersebut.
- Menceritakan kelakuan seorang anak terhadap Orangtuanya yang selalu kasar, hingga pada akhirnya anak itu akan sadar.itu membuat kita menjadi belajar untuk tidak melawan orang tua kita ,kerena apa yang diberikan orang tua kita biasa itu yang terbaik buat hidup kita.
- Novel ini menceritakan juga tetang seorang istri yang sabar menghadapi suami nya dimana dia tahu bahwa suami nya tidak mencintai dirinya karena pernikahan yang diatur orang tua.disini kita belajar menjadi istri yang tetap mencintai suami nya walau ini menyakitkan untuk kita tapi kita harus berfikir dua kali untuk melakukan suatu tindakan .
2 Kelemahan Novel “Salah Asuhan”.
- Terlalu banyak bahasa yang mengandung pengertian dari bahasa lain seperti bahasa belanda.
- Sangat sulit untuk di simak, ini karena bercampurnya bahasa Indonesia dengan bahasa belanda.
- Novel ini membuat seseorang membaca menjadi bosan .dikarenakan cerita terlalu menjelasakan perjalanan mereka secara mendetail demana itu menbuat orang jenuh karena hal tersebut membuang waktu untuk membacanya.
II.Analisis
Unsur Intrinsik
1. Tema
Adapun tema yang
terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah perbedaan adat istiadat yang
menyebabkan cinta sulit bersatu. .
2. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju
karna pengarang menceritakan kisahnya kemasa selanjutnya. kedua bagian plot itu tidak
akan dibahas dalam seksi ini:
a. perkenalan
Perkenalan
dalam Salah Asuhan terjadi pada ketiga bab pertama. Dalam bab pertama Hanafi dan
Corrie diperkenalkan, kemudian pada bab kedua Tuan Du Busée diperkenalkan. Dalam bab ketiga Mariam diperkenalkan. Pada bab ketiga
tokoh utama terakhir dibicarakan, tetapi dia baru
diperkenalkan pada bab delapan.
b. Timbulnya Konflik
Konflik utama Salah Asuhan, yaitu ketidakcocokan Hanafi dengan adat setempat,
ditandai dalam bab satu. Konflik ini mulai benar-benar jelas pada bab tiga ketika Hanafi berbicara dengan Mariam; rasa bencinya terhadap
bangsa Minangkabau kelihatan jelas. Walaupun ibunya sedih
akan perbuatan anaknya, dia hanya bisa terima. Akibatnya,
konflik tidak bisa cepat selesai.
c. Peningkatan konflik
Konflik
meningkat selama berbab-bab, tetapi ada pula yang cepat dipecahkan. Konflik utama dikembangkan dengan kuat pada bab tiga, tujuh, delapan,
dan sembilan. Kebencian Hanafi atas semua kebudayaan
Minangkabau dicerminkan jelas dalam gaya pembicaraannya
dengan Mariam dalam bab tiga. Dalam bab delapan, digambarkan
bagaimana Hanafi suruh orang-orang yang menyiapkan pernikahannya untuk menggunakan cara Barat.
3. Tokoh
1) Hanafi , wataknya keras kepala, kasar
a) keras kapala
“Memang….kasihan!
Ah ibuku…aku pengecut tapi hidupku kosong…habis cita-cita baik…enyah!.” Halaman
259, paragraf 8)
b) kasar
“ Hai Buyung!
Antarkan anak itu dahulu kebelakang!” kata Hanafi dengan suara bengis dari
jauh.” (halaman 80, paragraf 2)
2) Corrine, wataknya baik, mudah bergaul
a) baik
“O, sigaret
tante boleh habiskan satu dos. Sudah tentu enak, ayoh coba!” (halaman 164,
paragraf 8)
b) mudah bergaul
“Oh, ruangan di
jantung tuan Hanafi amat luas,” kata Corrie sambil tertawa, “buat dua tuga
orang perempuan saja masih berlapang-lapang.” (halaman 7, paragraf 2)
3) Rapiah, wataknya sabar, baik
a) sabar
“Rapiah tunduk,
tidak menyahut, airmatanya saja berhamburan. Syafei, dalam dukungan ibunya yang
tadinya menangis keras, lalu mengganti tangisnya dengan beriba-iba. Seakan-akan
tahulah anak kecil itu, bahwa ibunya yang tdak berdaya, sedang menempuh azab
dunia dan menanggung aib di muka-muka orang.” (halaman 83, paragraf 4)
b) baik
“Apakah ayahmu
orang baik? Uah sungguh-sungguh orang baik. Kata ibuku tidak adalah orang yang
sebaik ayahku itu.” (halaman 238, paragraf 5)
4) Ibu Hanafi,
wataknya sabar dan baik
a) sabar
“Astagfirullah,
Hanafi! Turutilah ibumu mengucap menyebut nama Allah bagimu dan tidak akan
bertutur lagi dengan sejauh itu tersesatnya” (halaman 85, paragraf 4)
b) baik
“Sekarang sudah
setengah tujuh, sudah jauh terlampau waktu berbuka, Piah! Sebaik-baiknya
hendaklah engkau pergi makan dahulu.” (halaman 119, paragraf 4)
5) Tuan Du Busse, wataknya tegas
“Tapi Corrie
mesti bersekolah yang sepatut-patutnya” (halaman 10, paragraf 5)
6) Si Buyung, wataknya penurut
“Kau kugaji buat
kesenanganku dan bukan buat bermalas-malas. Hamba disuruh kejalan.Diam! Bawa
anak itu ke belakang. Angkat teh ke dapurl alu menceritakan apa yang
diperintahkan kepadanya. Oleh karena gula habis’ terpaksalah ia disuruh ke toko
yang tidak berapa jauh letaknya dari rumah.” (halaman 80, paragraf 2)
7) Syafei, wataknya berani
“Itulah yang
kusukai, bu. Sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku.” (halaman 196,
paragraf 8)
8) Nyonya Brom.,watak nya baik,sopan
Baik
“Ah, ah! Burung merpati dua sejoli!”. ( halaman
6)
Sopan.
“Ah, ah! Burung
merpati dua sejoli!” kata nyonya Brom dari jauh sambil
tertawa dan mengacu-acukan raketnya kepada anak muda itu.
(halaman 6)
9) Tuan Brom.,watak nya puitis,baik
Puitis.
Sepadan benar dengan Corrie perbandingan nyonya dengan merpati
itu. (halaman 6).
Baik.
Karena kelihatan
olehnya Tuan dan Nyonya Brom, administrator
Afdelingsbank,
bersama-sama datang menuju ke tempat bermain tenis itu. (halaman 6)
4. Latar/setting
Latar atau tempat terjadinya yaitu :
· Lapangan tennis.
“Tempat bermain
tennis, yang dilindungi oleh pohon-pohon kelepa disekitarnya, masih sunyi”
(hal.1, paragraf 1)
· Minangkabau
“Sesungguhnya
ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi sebabkasihan
kepada anak, ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia
bersma-sama dengan Hanafi di Solok.” (halaman 23, paragraf 3)
“Maka tiadalah
ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara
yang dikehendaki oleh anaknya.” (halaman 23, paragraf 4)
· Betawi
“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi”(hal.23, paragraph 1)
“Sekarang kita
ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!” (halaman 103,
Paragraf 2)
· Semarang
“Pada keesokan
harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu, dan bukan buatan sedih
hatinya, demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat. Seketika itu ia
berkata hendak menurutkan ke Semarang.” (halaman 186, paragraf 8)
· Surabaya
“Di Surabaya
mereka menumpang semalam di suatu pension kecil,mengaku nama Tuan dan Nona
Han.” (halaman 144, paragraf 1)
· Kota Solok
“Aku tahu buat
diriku sendiri, meskipun esok atau lusa di kota solok ini sudah lazim berjalan
berkeliaran memakai baju renang”(halaman 3,paragraf 12)
· Tanah pulau sumatera
“Tetapi dalam
pergaulan Bangsamu, apabila di tanah Sumatera ini, lain
keadaannya”.(halaman 3)
· Di muka tangga rumah
“Demikian
pulalah terjadi pada hari itu. Hanafi berjabatan tangan
dengan Carrie di muka tangga rumah Tuan du Bussee”.(halaman
8)
· .Kebun
“Lima hari lagi
engkau akan mendiami kota ini, setiap hari kita duduk bersama- sama di
dalam kebun saja-apakah salah nya bergaya sekali ini di beranda muka rumahku?
Dan aku tidak tinggal membujang melainkan beserta ibuku”.(halaman 8)
· Jalan Besar
“Janganlah lupa,
kita ada di jalan besar, dan belum sampai ke sana Tuan!”.(halaman 8 )
· Hutan Belukar.
“Meskipun
umurnya sudah enam puluh tahun, tapi tidak ada hutan belukar yang tidak
dimasuki, tak ada gunung tinggi yang tidak terdaki”. (halaman 9)
· Pelabuhan teluk bayur .
“itulah sebabnya
kama berumur enam belas tahun ,barulah corie dengan ayahnya bercerai di
pelabuahan teluk bayur, buat berlayar.”(halaman10)
.
· Sekolah Mulo .
“Setamatnya di
sekolah rendah, bimbang pulalah hati ayahnya antara dia mengirimkan dia ke
padang Kesekolah Mulo atau Betawi ke HBS”.(halaman 10)
· Sekolah HBS.
“Setamatnya di
sekolah rendah, bimbang pulalah hati ayahnya antara dia mengirimkan dia ke
padang Kesekolah Mulo atau Betawi ke HBS”.(halaman 10)
· Sungai Ciliwung.
“Bagi anak muda
yang hendak menghayutkan diri ke sungai ciliwung, jangan lupa
menutup kepalamu dengan topi mandi”.(halaman 11)
· Jalan Gunung Sari
“Sekarang kita
ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!”(halaman 103)
5. Diksi
Pemilihan kata pada novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti
karena banyak terdapat bahasa Belanda dan bahasa melayu yang sukar untuk
dimengerti .
6. Amanat
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :
1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat
istiadat dari bangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih,
yaitu pilihlah adat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.
2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh
pengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
7 .Ending
atau akhir cerita
“Akhirnya Corrie
pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan
meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat
sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan
menemui ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak
ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk
mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.”
8. Pusat Pengisahan/Sudut Pandang
Dalam novel Salah
Asuhan, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan
kehidupan tokoh-tokoh pada novel.
9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalan novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk
diartikan. Karna novel ini adalah novel lama dan dilamnya juga terdapat bahasa
Belanda. Pada novel ini juga terdapat :
a) Peribahasa
“saat ini, air
mukamu jerni, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu, supaya tidak
menjadi duri dalam daging” (halaman 25,paragraf 3)
b) Majas
perbandingan (perumpamaan)
“Sesungguhnya
tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karna sebenarnyalah
kepalanya bagai dipalu” (halaman 47, paragraf 2)
10.Diskripsi Cover
Pada cover Salah Asuhan berwarna kuning ke orange-orange
nan.
Ada gambar rumah khas Minangkabau yang melambangkan bahwa
Hanafi merupakan anak pribumi asli dari Minangkabau.
Di samping atas dan bawah gambar rumah Minangkabau ada
gambar,di atas bergambar wajah Corrie dan di bawah wajah Corrie bergambar wajah
Hanafi.
Kalau Corrie itu melambangkan bahwa dia sedang memikirkan
tentang masa depannya kelak bersama hanafi.
Sedangkan Hanafi dia itu sedang ragu akan kehidupannya
sendiri,akankah ia memilih ibunya dan hanya tinggal di desa dengan warga
pribumi atau memilih menjadi
orangBelanda yang ia idam-idamkan selama ini dan meninggalkan ibunya.
Tugas kelas X sman 1 Bangkalan Bu cut